Kitab Thoriqotul Hushul karya KH Sahal Mahfudhbarangkali bukanlah termasuk salah satu dari 100-an kitab berbahasa Arab yangkarya ulama Nusantara yang dikoleksi oleh peneliti kitab kuning asal BelandaMartin van Bruinessen pada tahun 1990-an. Kitab setebal lebih dari 500 halamandi bidang usul fiqih ini baru dicetak secara terbatas pada tahun 2001.
Tradisi menulis dalam bahasa Arab tidak berakhir sampai awalabad ke-20, atau era perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, namun terusberlanjut, bahkan hingga sekarang. Berbeda dengan kalangan modernis ataureformis yang lebih senang menulis dalam bahasa Indonesia, bagi kalanganpesantren karya-karya berbahasa Arab mempunyai point tersendiri. (Meskipunkarya kiai pesantren yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerahjauh lebih banyak dari karya berbahasa Arab).
Namun kitab berbahasa Arab yang ditulis oleh para kiai,termasuk yang berupa nadzam(syair-syair bahasa Arab) memang tidaksengaja ditulis untuk disebarkan ke pesantren-pesantren lain, menjadi bahankajian atau mata pelajaran di pesantren. Kitab-kitab itu lebih merupakankreatifitas kiai bersangkutan dan disimpan sendiri atau dipresentasikan untuk kalanganterbatas. Ini menjadi salah satu jawaban dari pertanyaan yang disampaikan diawal Seri Kajian Kitab Kuning NU Online tentang mengapa karya ulamaIndonesia tidak dikaji di pesantren-pesantren.
Kitab Thoriqotul Hushul (Jalan Menuju Sukses: red)yang menjadi pokok pembicaraan kali ini ditulis oleh KH Sahal Mahfudh hanyasebagai semacam diktat untuk mengajarkan kitabGhoyatul Wushul karyaulama Syafiiyyah abad ke-9 H Abu Zakariya Al-Anshori, bukan untuk diterbitkandan diedarkan di pasaran. Dalam pengantar kitab itu disebutkan, pada sekitartahun 1380 H (tahun 1960-an) Kiai Sahal (lahir 1937) diminta mengajarkanGhoyatulWushul saat beliau masih nyantri di pondok pesantren yang diasuholeh Kiai Zubair bin Dahlan (ayah KH Maimun Zubair) di Sarang Jawa Tengah. Ditahun itu juga Kiai Sahal menuliskan khasyiyah atau penjelasan ataskitab Ghoyatul Wushul.
Yang menarik dicatat, selain kitab Thoriqotul Hushulitu, ada lagi khasyiyah atau penjelasan atas kitab Ghoyatul Wushulsebelumnya yang juga ditulis oleh ulama Indonesia, KH Muhammad Mahfud (wafat1919) dari Termas Jawa Timur yang diberi judul “Nailul Ma’mul”. Karyadari guru Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari ini juga banyak dikutipoleh Kiai Sahal dalam Thoriqotul Hushul. Kitab Nailul Ma’mulitu juga tidak diterbitkan dan beredar luas di kalangan pesantren sampai saatini. Namun keberadaan Nailul Ma’mul yang dirujuk oleh Kiai Sahal dalammenuliskan Thoriqotul Hushul cukup menunjukkan bahwa komunikasi ilmiahantara ulama Indonesia dari generasi ke generasi terjalin melalui kitab-kitabyang ditulis dalam bahasa Arab dan beredar secara terbatas.
Tradisi menulis dalam bahasa Arab dimulai setelah banyaknyaulama Indonesia yang menimba Ilmu dan bertemu dengan banyak ulama dari berbagaipenjuru dunia di tanah suci Makkah, meski tidak semua kiai yang menulis dalambahasa Arab itu belajar berlama-lama di Makkah. Kiai Sahal sendiri hanya beradadi Mekkah selama 2-3 bulan. Di sana, ia bertemu dengan Syekh Yasin bin Isa dariPadang yang memberikan ijazah banyak sekali kitab berbahasaArab dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Ijazah –yang diperolehsetelah Kiai Sahal berkomunikasi intens dengan Syekh Yasin melalui surat--merupakan satu pernyataan syah bahwa Kiai Sahal telah berhak membaca danmengamalkan berbagai kitab berbahasa Arab itu dengan bermodal ilmu yang telahdipelajarinya dari pesantren ke pesantren di Indonesia.
Tradisi menulis dalam bahasa Arab itu dilanjutkan oleh paraulama Indonesia di banyak pesantren. Khazahan bahasa Arab sudah akrab di lingkunganpesantren. Kiai Ihsan bin Dahlan Jampes Kediri yang menulis kitab fenomenal dibidang tasawuf yang dikaji di banyak negara muslim Sirojut Thalibin(tahun 1940-an), serta Manahijul Imdad di bidang fiqih (baruditerbitkan 2005) dan banyak kitab berbahasa Arab itu juga hanya belajar dipesantren, dan tidak mengenyam pendidikan resminya di Timur Tengah.

Kitab Thoriqotul Hushul karya KH MA Sahal Mahfudh, hasyiyah atau penjelasan atas kitab Ghoyatul Wushul karya ulama Syafiiyyah abad ke-9 H Abu Zakariya Al-Anshori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar